Jejak Duka #1 : Langkah Terberat Setelah ditinggalkan




20 Januari 2023

     Sudut mata masih membendung butiran bening yang pada akhirnya lurus jatuh tak tertahankan lagi dan lagi. Sesak bertubi-tubi semua terasa mimpi. Rasanya baru saja semalam masih riuh candaan almarhum Papa dengan keluarga, menotice bahwa Papa terlihat sudah akan sembuh dengan candaan yang Beliau tunjukan pada keluarga. Walau memang getir candaan bukan candaan yang melegakan karena Papa bercerita tentang dia mengalami pingsan tidak sadarkan diri selama setengah jam.

Seumur hidup Papa baru merasakan pingsan maka dari itu beliau menggapnya lucu, entah apa yang beliau tutupi pada anak-anaknya karena seolah bercerita tanpa beban padahal aku tahu beliau sedang sakit.   

Tapi papa bercerita seolah dirinya pingsan merasa sejuk dan nikmat seperti orang tidur tidak merasakan sakit apa-apa. Namun, di tengah ceritanya ada yang memotong tidak terima, mama. Karena mama lah orang yang paling panik sampai memanggil tetangga meminta pertolongan ke rumah sakit melihat Papa tak sadarkan diri.

Dengan senyum tipisnya papa terus menenangkan Mama bahwa Beliau tidak apa-apa, justru papa hanya merasakan kesejukan di dalam pingsannya. Papa bilang ada hikmahnya papa pingsan karena anak-anak Papa jadi pada kumpul. Ruangan seketika terasa sesak mata tak kuat dan mengabur membendung air mata mendengar penuturannya, maaf pah kami jarang di rumah bersama papa.

"Nak, Papa sono banget bisa kumpul sama anak-anak Papa, sama cucu Papa yang lucu-lucu ini." ucap Beliau yang sudah duduk dengan sandaran bantal sambil berusaha menciumi satu persatu anak dan cucu-cucunya.

Mama mengatakan raut wajah papa jauh lebih segar dibandingkan sebelum kedatangan kita. Ada kelegaan dalam diri melihat kondisi papa walau sempat khawatir memikirkan yang tidak-tidak tentang papa sebelumnya.

Ya! Karena aku dan Kakak yang di Bandung baru diberi kabar bahwa Papa sakit setelah beberapa hari di rumah sakit, itu pun karena aku iseng ingin video call dengan Papa, kaget dan sedih pas tahu papa sakit.

Tapi tiba-tiba pagi ini membuktikan bahwa benar tak ada sakit lagi yang papa rasakan, Beliau sudah tenang menempati rumah barunya.

Jarak kita semakin jauh ya, Pah, aku benar-benar ingin menarik diri terlampau jauh dari tempatku berdiri sebelumnya tak sanggup dengan semua ini, tapi tidak! Ada harapan yang papa sematkan padaku, ada tanggung jawab yang dititipkan padaku. Tidak seharusnya aku berputus asa, menyerah bukan jalan yang benar.

Allah tentu saja memiliki maksud dan hikmah saat la menempatkan kita pada situasi dan kondisi yang mungkin tak kita inginkan atau bayangkan. Entah agar kita bisa belajar, bersabar, atau menjadi tegar. Jadi meski kadang merasa tak sanggup, yakinlah jika Allah tak mungkin salah dalam memilih pundak untuk diberi beban, juga jiwa yang kuat untuk diberi cobaan. Tentu selalu sebanding dan tak mungkin melebihi. Karena Allah pasti tahu dan mengerti apa yang hamba-Nya sekiranya kuat untuk menjalaninya. Allah tak mungkin beri beban lebih dari apa yang bisa kita pikul dan terima.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai #1 Episode Baru untuk Liana

Bicara Soal Cinta #1 Tertatih dalam Durasi Mengikhlaskan

Jejak Duka #3 Pelan-pelan Aku Ceritakan